#IGI #MRR #IkatanGuruIndonesia
Dalam upaya mendukung Gerakan Visit To School yang mulai berjalan dari satu sekolah ke sekolah lainnya di Indonesia, IGI akan menambah kekuatan pelatih dengan menggelar Training of Coach di 12 kota di Indonesia, kedua belas kita tersebut ditampilkan dalam tabel berikut :
Karena TOC ini sifatnya nasional dan semua yang nantinya lulus akan mendapatkan sertifikat kepelatihan nasional, maka calon peserta diperbolehkan mengikuti TOC ini di kota manapun pada 12 kota yang sudah dijadwalkan.
TOC akan dilaksanakan dalam 2 hari, namun panitia tidak menyediakan penginapan bagi peserta. Hal ini dilakukan untuk kembali mendorong bergeraknya gerakan “Guru Saudara” yang sukses dijalankan ketika Kongres II di Makassar.
TOC ini akan dilatih oleh master-master trainer dari berbagai kanal yang sudah dimiliki IGI sehingga calon peserta bisa memilih TOC mana yang akan diikuti. Master-master trainer ini dipilih oleh masing-masing penanggungjawab wilayah dan akan diinformasikan kepada para calon peserta.
Tim Samsung yang dipimpin Manager Education and Government Samsung Indonesia Banu Afwan Pribadi akan turun langsung melatih para calon pelatih nasional ini sehingga diharapakan, Januari 2017 nanti, IGI telah memiliki 600-700 Coach yang akan menjalankan gerakan Visit to School di seluruh Indonesia. Sehingga target SATU JUTA GURU TERLATIH LITERASI PRODUKTIF dalam lima tahun dapat tercapai.
#IGI #MRR #IkatanGuruIndonesia
#IGI #MRR #IkatanGuruIndonesia
Laman ini adalah laman validasi untuk kehadiran Peserta dalam Seminar Nasional Pendidikan yang berlangsung di Kota Ambon dan Kota Masohi
Tentang IGI
Ikatan Guru Indonesia (IGI) merupakan organisasi profesi guru yang disahkan oleh pemerintah melalui SK Depkumham Nomor AHU-125.AH.01.06.Tahun 2009, tertanggal 26 November 2009. Melalui wadah IGI, diharapkan para guru dapat mengubah dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada pihak lain dan sekaligus bersiap menjadi lokomotif penggerak perubahan bagi bangsa.
Dengan motto "Sharing and Growing Together", Ikatan Guru Indonesia akan menjadi komunitas yang tepat bagi para guru dan siapa saja yang tertarik dan peduli pada pentingnya memajukan dunia pendidikan dan keguruan.
Dengan motto "Sharing and Growing Together", Ikatan Guru Indonesia akan menjadi komunitas yang tepat bagi para guru dan siapa saja yang tertarik dan peduli pada pentingnya memajukan dunia pendidikan dan keguruan.
Sumber : http://www.igi.or.id/
IGI di Maluku
Pemanfaatan Sosial Media untuk kampanye online IGI Maluku. Dengan modal hampir 5.000 teman yang menjalin perkawanan di FaceBook, gaung IGI Pro Maluku, dengan cepat menjalar di setiap pikiran orang yang berkawan dengan penulis, apalagi beberapa di antaranya juga merupakan pengajar baik dosen, guru, atau pengajar lepas lainnya. Sehingga ketika tagline IGI Pusat dan IGI wilayah Maluku mulai terpampang di wall FB, makin banyak yang menarik perhatian. Mungkin bukan data yang valid, tapi dari setiap postingan tentang IGI selalu mendapat like (jempol biru) di diding Facebook.
Inilah salah satu kemajuan terkini dari teknologi sosial media saat ini yang bisa dimanfaatkan dengan baik tentunya. Alhasil, ketika sukses menggelar acara sosialisasi IGI Propinsi Maluku di Kota Masohi, Maluku Tengah. Banyak respon dari kawan yang mulai mengirim pesan di Inbox FB bahkan SMS atau WhatsUp. Respon pun beragam, dari yang pro hingga yang agak kontra akan hadirnya IGI di Maluku. Hentakan IGI Pro Maluku di awal berdirinya..
Dari hasil pertemuan dan sosialisasi dan pelatihan IGI Kota masohi 16 Januari 2016 yang menghadirkan 145 peserta dari seluruh sekolah di Masohi, (SD, SMP, SMA, SMK) dan guru-guru madrasah, memberi gambaran dan kesimpulan sementara bahwa rupanya bener para guru sudah lama ditinggal dan jauh dari pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan dinas termasuk organisasi profesi, kalaupun ada hanya kepala sekolah atau segelintir orang saja yang diikutkan, tetapi sebagian besar para guru jarang sekali dilatih. mereka kadang belajar secara otodidak, atau seadanya saja.
Bagi kawan-kawan guru yang mendukung adalah mereka yang tau benar kiprah IGI di Pusat dengan berbagai pelatihan dan pendampingan guru yang ingin kualitas guru lebih profesional lagi, dan mereka rela bahkan pasang badan untuk memajukan IGI di tempat masing-masing, minimal menjadi anggota dengan mendaftar langsung secara online. Tapi bagi mereka yang pesimis, adanya IGI adalah bagaimana mungkin IGI bisa bersaing dengan 'saudara tuanya' PGRI yang sudah lama berkiprah dari pusat hingga di daerah, bahkan sebagain besar guru di kabupaten, sangat ditekan oleh birokrasi pemda untuk tidak bisa malaksakanan pelatihan yang berlabel IGI karna mereka sudah merasa berhutang jasa atas sertifikasi profesi yang diusahakan oleh PGRI. Apalgi pentolan PGRI ada pada jabatan birokrasi kepala dinas hingga UPTD, ini juga yang menciutkan nyali para guru sehingga masih ragu-ragu menerima dan berjalan pada gerbong IGI.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/odeabdurrachman/ikatan-guru-indonesia-igi-pro-maluku-benar-mengajar-bukan-menghajar-part-2_56c539e6cf7e61fb0eff2d72
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/odeabdurrachman/ikatan-guru-indonesia-igi-pro-maluku-benar-mengajar-bukan-menghajar-part-2_56c539e6cf7e61fb0eff2d72